Valerie Mashman came to rural Sarawak from the U.K. as a volunteer teacher with Voluntary Service Overseas in 1980, and has lived there ever since. She has an M.A in Social Anthropology and is currently pursuing her Ph.D in Oral History.
She has contributed to the Plaited Arts from the Borneo Rainforest (2012), and Female and Male in Borneo (1991), papers to The Sarawak Museum Journal and The Borneo Research Bulletin on basketry and material culture. She also co-edited with Lucas Chin in Sarawak Cultural Legacy (1991). |
Valerie Mashman |
Valerie Mashman datang dari Inggris ke daerah pedalaman Serawak sebagai tenaga guru sukarela dalam program Voluntary Service Overseas pada tahun 1980, dan sejak itu ia menetap di sana. Ia memiliki gelar M.A Sosial Antropologi dan pada saat ini sedang menyelesaikan gelar Ph.D di bidang Sejarah Lisan.
Tulisan-tulisannya dimuat dalam buku “Plaited Arts from the Borneo Rainforest” (2012), dan Female and Male in Borneo (1991), makalah yang berjudul “The Sarawak Museum Journal” dan “The Borneo Research Bulletin” pada keranjang dan materi budaya. Ia juga menjadi rekan editor dengan Lucas Chin dalam karya “Sarawak Cultural Legacy (1991). |
Born in Jakarta in 1971, she finished her degree in Economics from University of Trisakti, Jakarta, in 1992. Afterwards she worked for the French Embassy in Indonesia as a commercial assistant. Since 2001 she specialized in anthropology and since 2006 she became a scientific collaborator for Museum of the Cultures of Lugano, Switzerland.
She co-authored the book Patong, La Grande Scultura dei Popoli del Borneo (Patong, the Great Sculpture of the People of Borneo), wrote several articles on Dayak culture and arts, and contributes with her writings to the Borneo Research Council in the United States. She regularly conducts field research in Kalimantan. Her passion in photography made her win "The Best Indonesian Photographer 2012” prize from the Gallery Photography Indonesia (GPI). |
Junita Arneld Maiullari
|
Lahir di Jakarta pada tahun 1971, dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti pada tahun 1992. Ia pernah bekerja di Kedutaan Prancis sebagai Asisten Niaga. Sejak tahun 2001 ia memfokuskan diri pada bidang antropologi, dan sejak 2006 menjadi collaborator ilmiah untuk Museum Kebudayaan Lugano di Swiss.
Junita berperan sebagai co-author buku Patong, La Grande Scultura dei Popoli del Borneo (Patong, Ukiran Kebesaran Orang Kalimantan), Ia juga menulis beberapa artikel tentang budaya dan seni Dayak dan menyumbang tulisan untuk Dewan Penelitian Kalimantan di Amerika Serikat., selain secara rutin mengadakan penelitian lapangan di Kalimantan. Hasrat nya pada dunia fotografi memenangkannya gelar “Fotografer Terbaik Indonesia 2012” dari Galleri Photography Indonesia (GPI). |
William W. Wongso is Indonesia’s most famous culinary expert, renowned restaurateur, food consultant, critique and hosts his own very popular television series. William outset his journey by searching through various kinds of taste in food locally as well as internationally, from street-food vendors to world class "fine dining" restaurants.
Warren Caragata from Asia Week, called him the “Paul Bocuse of Indonesia”. With the particular interest in the richness of traditions, William believes Indonesian food has the potential to be the world's next popular cuisine. |
William Wongso
|
William W. Wongso adalah pakar kuliner Indonesia, juga pemilik restoran ternama, konsultan makanan, kritikus dan pebawa acara serial televisi populer. William memulai perjalanannya dengan mengenali berbagai macam rasa makanan dalam dan luar negeri, dari mulai jajanan dipinggir jalan hingga restoran “fine dining’ berkelas dunia.
Warren Caragata dari Asia Week menyebutnya sebagai “Paul Bocuse dari Indonesia”. Dengan kekhususan dalam kekayaan tradisional, William percaya makanan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi makanan populer dunia. |
Adhi Nugraha is a designer and a teacher in the Department of Design at the Bandung Institute of Technology (ITB). He is also actively involved in development projects for small-scale industries. For several years, he worked at Babel Design firm in Germany and he earned his masters and doctoral degrees in art and design at Aalto University of Finland (formerly, the University of Art and Design Helsinki). He has received numerous national and international design awards.
|
Adhi Nugraha |
Adhi Nugraha adalah seorang desainer dan dosen di Fakultas Desain di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia juga aktif terlibat dalam proyek-proyek pembangunan industri skala kecil. Selama beberapa tahun, ia bekerja di perusahaan Desain Babel di Jerman dan ia meraih master dan doktor di bidang seni dan desain di Aalto University of Finland (dulu, Universitas Seni dan Desain Helsinki). Ia telah menerima berbagai penghargaan desain nasional dan internasional.
|
Dr. Pindi Setiawan is a researcher and lecturer from Faculty of Art and Design, Bandung Institute of Technology. He has more than 20 years experience in the world picturing illiterate people, such as prehistoric images, child images, traditional image, tribes image.
He has written several books; The Exotic East Kutai (2011), Atlas Karst East Kutai and Berau (2012), and Inventory of Kars Kalimantan (2013). Dr. Pindi Setiawan is an expert on karst ecosystem in prehistoric sites, with the Ministry of Environment of the Republic of Indonesia. |
Pindi Setiawan |
Dr. Pindi Setiawan, peneliti dan pengajar dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Sudah lebih dari 20 tahun berkecimpung di dunia gambar illiterate people, seperti gambar-prasejarah, gambar anak, gambar tradisional, gambar suku pedalaman.
Beberapa buku yang telah ditulisnya seperti The nya Exotic East Kutai (2011), Atlas Karst Kutai-Timur dan Berau (2012), dan Inventarisasi Kars Kalimantan (2013). Dr. Pindi Setiawan juga menjadi tenaga ahli pengelolaan ekosistem kawasan kars yang mempunyai situs prasejarah di Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. |
Korie Layun Rampan was born in Samarinda 17 August 1953. He is a well-known author and was educated in three majors : Economics, Publication, and Law, with a Master Degree in Law. He is an author of 357 manuscripts, ranging from subjects in literature, educational text-book, publication, history, biography, children’s story and others.
He has won 16 literary awards including from the Government of Republic Indonesia. An experience lecturer in several Universities, he was also a broadcaster in RRI, and TVRI in Jakarta. Besides having served as a Representative member of the Local Parliament, he also founded “Korrie Layun Rampan Literature Documentation Center” and was a Chairman of Indonesian Short Story Community. |
Korrie Layun Rampan |
Korrie Layun Rampan dilahirkan di Samarinda 17 Agustus 1953. Terkenal sebagai sastrawan, Korrie memiliki latar belakang pendidikan di tiga bidang : Ekonomi, Publisistik, Hukum, dan terakhir lulus sebagai Magister Hukum (S-2). Telah menulis 357 naskah dalam bidang Sastra, Buku Teks, Publisistik, Sejarah, Biografi, Cerita Anak-anak dan lain-lain.
Hingga awal 2013 telah meraih 16 hadiah sastra diantaranya hadiah seni dari pemerintah Republik Indonesia. Pernah mengajar di beberapa perguruan tinggi, penyiar di RRI dan TVRI . Selain pernah menjadi anggota DPRD, ia juga mendirikan Pusat Dokumentasi Sastra Korrie Layun Rampan, dan terakhir menjabat sebagai Ketua Umum Komunitas Cerpen Indonesia. |
Theodora Hangin Bang, born in the Ohang Tiong village, District Long Apari, West Kutai Regency, East Kalimantan, has had a hobby of weaving since teenager. She established MATAN LLC a craft business center, and she is also a senior trainer at Total E&P Indonesie Foundation.
She has received numerous awards, among others: Craft Design Champion East Kalimantan Province in 2004, 2005 , 2006, and 2007; The Best National Weaver 2007; stated as a "seal of excellence" to craft Kattath of UNESCO in 2007, Best SME 2008; UPAKARTI award 2009 as SME pioneer; an an award from the Ministry of Manpower 2009 for working opportunities for people in the rural area. |
Theodora
|
Theodora Hangin Bang, kelahiran Desa Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur ini telah memiliki hobby menganyam sejak remaja. Ia mendirikan usaha kerajinan CV MATAN dan menjadi senior trainer di Yayasan Bhakti Total Bagi Indonesia Lestari.
Ia juga telah mendapat beberapa penghargaan, antara lain: Juara Desain Kerajinan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2004, 2005, 2006, dan 2007; Penganyam Terbaik Nasional 2007; Predikat “seal of excellent” untuk kerajinan katat dari UNESCO 2007, UKM Terbaik 2008; penghargaan UPAKARTI sebagai Pelopor UKM 2009; dan penghargaan dari Depnaker 2009 atas jasanya membuka peluang kerja pengrajin di pedalaman. |
Born in Cirebon in 1943, Ahadiat Joedawinata found his artistic vocation when still in high school. He began his formal study of art at the Bandung Institute of Technology (ITB) from which institution he obtained both his Masters and Doctoral degrees.
Besides teaching at ITB, Ahadiat also works as an interior- and exhibition-system designer both in Indonesia and abroad. He is an active member of numerous professional organizations, including the Indonesia Society of interior Designers (Himpunan Desainer Interior Indonesia / HDII), Asia Pacific Space Designers Association (APSDA), and the International Federation of Interior Architects & Designers (IFI). |
Ahadiat Joedawinata
|
Lahir di Cirebon pada tahun 1943, Ahadiat Joedawinata menemukan panggilan seninya ketika masih di SMA. Ia memulai studi formal seni di Institut Teknologi Bandung (ITB) dimana ia memperoleh kedua Master dan Doktor.
Selain mengajar di ITB, Ahadiat juga bekerja sebagai desainer interior-dan pameran-sistem di dalam dan luar negri. Ia juga anggota aktif di banyak organisasi profesi , termasuk Himpunan Desainer Interior Indonesia / HDII, Asia Pasifik Ruang Ikatan Perancang (APSDA), dan Federasi Internasional Arsitek Interior & Desainer (IFI). |
Gregorius (Yori) Antar Awal, born in 1962. Graduate from University of Indonesia with Architecture major 1988, director and design manager of PT Han Awal & Partners, known as an architect and architectural and landscape photographer.
Yori is the founder Yayasan Rumah Asuh (2008), which aims to save the site / traditional buildings that are threatened with extinction. Yori active and co-founded several organization concerned with cultural or related to design and architecture. He has won many awards and writing books in these fields. |
Yori Antar |
Gregorius (Yori) Antar Awal, lahir tahun 1962. Lulusan Arsitektur Universitas Indonesia (1988), direktur dan desain manager PT Han Awal & Partners ini dikenal sebagai arsitek dan fotografer arsitektur dan lanskap.
Yori adalah pendiri Yayasan Rumah Asuh (2008), yang bertujuan menyelamatkan situs/bangunan tradisional yang terancam punah. Yori aktif dan ikut mendirikan beberapa lembaga yang peduli pada budaya ataupun yang terkait desain dan arsitektur. Ia telah meraih banyak penghargaan dan menulis buku-buku di bidang-bidang tersebut. |