Total E&P Indonesia Foundation is actively involved with the conservation of East Kalimantan handicrafts by focusing on research, preservation, support for reviving craft traditions in the communities, building awareness, developing and promoting local handicrafts from the interior of the Province of East Kalimantan.
We seek to combine preservation of traditional handicrafts with communities’ development activities to help increase artisans' income The objectives of the Kalimantan Handicraft Conservatory are:
|
Yayasan Bhakti Total Bagi Indonesia Lestari berperan aktif dalam salah satu programnya yaitu Konservasi Kerajinan Kalimantan yang berfokus pada penelitian, pengenalan kembali, pelestarian, pengembangan dan promosi kerajinan tangan masyarakat adat di pedalaman Provinsi Kalimantan Timur. Kami berupaya untuk memadukan pelestarian budaya kerajinan tradisional dengan pengembangan kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan para pengrajin
Target utama Program Konservasi Kerajinan Kalimantan adalah:
|
The Lontar Foundation is an independent, non-profit organization based in Jakarta, Indonesia. Lontar's primary aim is to promote Indonesian literature and culture through the translation of Indonesian literary works. Its goal is to:
Before Lontar was established, in 1987, there was virtually no place in the world where one could regularly obtain translations of Indonesian literature. Today, more than two decades later, Lontar remains the only organization in the world whose primary focus is the promotion of Indonesia through literary translations. Since its establishment Lontar has become both an integral part of Indonesia's cultural scene and an active participant in a wide range of cultural related activities in Indonesia and abroad |
Yayasan Lontar merupakan organisasi independen dan nirlaba yang berkedudukan di Jakarta, Indonesia. Tujuan utama Lontar adalah untuk mempromosikan sastra dan budaya Indonesia melalui penerjemahan karya-karya sastra Indonesia, sasarannya adalah:
Sejak didirikannya Lontar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari latar budaya Indonesia dan juga peserta aktif dalam kisaran luas kegiatan-kegiatan yang terkait budaya di Indonesia dan di luar negeri |
Bentara Budaya is Indonesia's most well-known cultural center. It was established in Yogyakarta, on 26 September 1982, intended to accommodate and represent the nation’s cultural rides from various backgrounds, backgrounds, and different horizons
Bentara Budaya have now become a national cultural and art institution, and regularly hold a variety of art events, such as exhibitions and performances, film showing and monthly discussions. It often held collaborative events with other arts institutions and implemented cultural arts events across the country Apart from these art events, Bentara Budaya Jakarta also has a range of books collection from the Gramedia publisher, arts books, text books and literature books |
Bentara Budaya adalah lembaga kebudayaan di Indonesia yang paling terkenal. Didirikan pada 26 September 1982 di Yogyakarta, Bentara Budaya menampung dan mewakili wahana budaya bangsa dari berbagai kalangan, latar belakang dan cakrawala yang mungkin berbeda
Bentara Budaya telah menjadi lembaga seni budaya nasional dan secara reguler mengadakan berbagai macam acara kesenian, seperti pameran dan pagelaran, putar film dan diskusi bulanan, dan sering berkolaborasi dengan institusi budaya lain dan mengadakan kegiatan budaya diberbagai tempat Selain kegiatan seni, di Bentara Budaya Jakarta pun telah didirikan taman bacaan dengan berbagai koleksi buku penerbit Gramedia, buku seni, buku teks dari luar negeri serta buku sastra |
Personnel :
Wiediantoro was born in Wates, Yogyakarta and graduated from ASRI (Now ISI: Indonesian Academy of Visual Arts) in 1974 majoring Fine Arts
He started his career with Gramedia Film as an Artistic Director and Director for Advertorial and Documentary Films. His outstanding artistical eyes enabled him to be selected as a member of Bentara Budaya's curatorial board since 2001, as well as managing the estalishment of Bentara Budaya Bali in 2009 With his special skills and experiences, Wiediantoro has been involved in Bentara Budaya Jakarta as a guest curator for special programs, such as 'Kamoro, a Maramowe's Cultural Legacy' in 2012 |
Wiediantoro,
|
Wiediantoro lahir di Wates, Yogyakarta dan lulus dari STSRI “ASRI” Yogyakarta, Jurusan Seni Lukis pada tahun 1974
Ia memulai karirnya di Gramedia Film sebagai Penata Artistik dan Sutrada film Iklan dan dokumenter.Pada tahun 1985 mulai mengelola Bentara Budaya Jakarta lalu menjadi staf Humas Kompas Gramedia pada tahun 1995. Kemampuan mata artistiknya yang luar biasa membuatnya dipilih sebagai anggota Dewan Kurator Bentara Budaya sejak tahun 2001, dan juga dipercaya membidani berdirinya Bentara Budaya Bali pada tahun 2009 Sampai sekarang tetap membantu acara tertentu yang diselenggarakan Bentara Budaya Jakarta terutama yang membutuhkan keahlian dan pengalaman khusus seperti pameran 'Kamoro, Tinggalan Budaya Maramowe ' pada tahun 2012 |